Jumat, 30 Desember 2011

misteri tahun baru


kalau kita membicarakan tahun baru tidak lepas dengan adanya perayaan meriah. suatu keniscayaan yang tidak bisa ditinggalkan dari awal lahirnya penanggalan dunia sampai penikmat penanggalan. ini adalah sebuah misteri yang harus di kuak pada tahun ini, untuk melihat  sebuah konvergensi dunia masa kini.
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini,Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dariIskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusimatahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 JanuariCaesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius CaesarKaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.
Tradisi menggunakan bayi untuk menandai tahun baru dimulai di Yunani pada 600 SM. Itu merupakan tradisi mereka untuk merayakan dewa anggur, Dionysus, dengan mengarak bayi dalam keranjang, yang mewakili kelahiran kembali sang dewa sebagai semangat kesuburan. Bangsa Mesir Kuno juga menggunakan bayi sebagai simbol kelahiran kembali.
Auld Lang Syne
Lagu “Auld Lang Syne” merupakan lagu yang paling banyak dinyanyikan pada pergantian tahun di setiap negara yang menggunakan Bahasa Inggris.  Sebagian lagu ini ditulis Robert Burns pada 1700-an, dan pertama kali dipublikasikan pada 1796 setelah kematian Burns.
Lagu ini awalnya dinyanyikan sebelum 1700 yang kemudian menginspirasi Burns untuk membuat lagu yang modern. Lagu Skotlandia kuno, “Auld Lang Syne” secara harafiah berarti ’sejak lama sekali’, ‘masa lampau yang baik”.
Perayaan tahun baru adalah perayaan tertua dari semua hari libur. Pertama kali dirayakan pada masa Babel Kuno sekitar 4000 tahun yang lalu. Pada 2000 SM, perayaan Tahun Baru bangsa Babilonia dimulai dengan Bulan Baru Pertama (lebih tepatnya bulan sabit pertama) setelah Vernal Equinox (hari pertama di musim semi).
Awal musim semi adalah waktu yang logis untuk memulai tahun baru. Setelahnya adalah musim kelahiran kembali, menanam tanaman baru, dan masa mekar. Di sisi lain, 1 Januari tidak memiliki makna astronomi maupun pertanian. Ini adalah murni kesewenangan.
Perayaan tahun baru Babel berlangsung selama sebelas hari. Setiap hari punya cara sendiri untuk merayakan. Bangsa Romawi melanjutkan perayaan Tahun Baru pada akhir Maret. Tapi penanggalan mereka sering diganggu oleh para kaisar yang berkuasa sehingga penanggalan tidak sinkron dengan matahari.
Dalam rangka mengatur penanggalan dengan benar, Majelis Tinggi Romawi pada 153 SM, mendeklarasikan 1 Januari sebagai awal tahun baru. Tapi gangguan akan penanggalan terus dialami hingga pada 46 SM, Julius Caesar membuat sendiri penanggalan yang dikenal sebagai Kalender Julian.
Dia kembali menegaskan 1 Januari sebagai tahun baru. Tetapi untuk menyinkronkan penanggalan dengan matahari, Julius Caesar harus membiarkan tahun sebelumnya menjadi 445 hari.
misteri tahun baru adalah sebuah perayaan meriah,  tahun baru sekarang (pen. era SBY) beda dengan era Julius Caesar. sekarang lebih moderen,,,, pawai motor keliling kota, kembang api, pesta rakyat dll. ini perbedaan perayaan tahun baru dulu dengan sekarang…
disadur dari : masruii abidin
»»  READ MORE...

Minggu, 25 Desember 2011

proposal usaha warnet

untuk mendapatkan kredit dari bank biasanya segala bentuk usaha harus ada pemetaan dalam analisis SWOT. inilah gambaran proposal tersebut, mau Klik Disini
»»  READ MORE...

SEJARAH PERADABAN ISLAM Pada Zaman Dinasti Abbasiyah di Bagdad

Pendahuluan
Istilah “peradaban Islam” merupakan terjemahan dari kata Arab, yaitu al-Hadharah al-Islamiyyah. Istilah Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan “kebudayaan Islam”. Padahal, istilah kebudayaan dalam bahasa arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata : “kebudayaan” (Arab/al-tsaqafah dan culture/Inggris) dengan “peradaban” (civilization/Inggris dan al-hadharah/Arab) sebagai istilah baku kebudayaan. Dalam perkembangan ilmu antropologi sekarang, kedua istilah itu dibedakan. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan, manifestasi-manifestasi kemajuan tekhnis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak di reflesikan dalam seni, sastra, religi (agama) dan moral, maka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi dan teknologi.
Menurut Koentjoroningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud, (1) wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya, (2) wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan (3) wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.
Peradaban dalam Islam, dapat ditelusuri dari sejarah kehidupan Rasulullah, para sahabat (Khulafaur Rasyidin),dan sejarah kekhalifahan Islam sampai kehidupan umat Islam sekarang. Islam yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad saw telah membawa bangsa arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak terkenal, dan di abaikan oleh bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa yang maju. Bahkan kemajuan Barat pada mulanya bersumber pada peradaban islam yang masuk ke eropa melalui spanyol. Islam memang berbeda dari agama-agama lain, sebagaimana pernah diungkapkan oleh H.A.R. Gibb dalam bukunya Whither Islam kemudian dikutip M.Natsir, bahwa, “Islam is andeed much more than a system of theology, it is a complete civilization” (Islam sesungguhnya lebih dari sekedar sebuah agama, ia adalah suatu peradaban yang sempurna). Landasan “peradaban islam” adalah “kebudayaan islam” terutama wujud idealnya, sementara landasan “kebudayaan islam” adalah agama. Jadi, dalam islam, tidak seperti pada masyarakat yang menganut agama “bumi” (nonsamawi), agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari tuhan.
Maju mundurnya peradaban islam tergantung dari sejauh mana dinamika umat islam itu sendiri. Dalam sejarah islam tercatat, bahwa salah satu dinamika umat islam itu dicirikan oleh kehadiran kerajaan-kerajaan islam diantaranya Umayah dan Abbasiyah, Umayah dan Abbasiyah memiliki peradaban yang tinggi, diantaranya memunculkan ilmuwan-ilmuwan dan para pemikir muslim.
Dalam diskusi kali ini, saya akan membahas peradaban islam pada masa Dinasti Abbasiyah dengan topik bahasan diantaranya, latarbelakang berdirinya kekhalifahan Abbasiyah, kemajuan dan kemunduran pada masa ini, baik dari aspek ekonomi, politik, dan social.
Latar Belakang Berdirinya Abbasiyah (750-847 M – 132-232 H)
Awal kekuasaan Dinasti Bani Abbas ditandai dengan pembangkangan yang dilakukan oleh Dinasti Umayah di Andalusia (Spanyol). Di satu sisi, Abd al-Rahman al-Dakhil bergelar amir (jabatan kepala wilayah ketika itu); sedangkan disisi yang lain, ia tidak tunduk kepada khalifah yang ada di Baghdad. Pembangkangan Abd al-Rahman al-Dakhil terhadap Bani Abbas mirip dengan pembangkangan yang dilakukan oleh muawiyah terhadap Ali Ibn Abi Thalib. Dari segi durasi, kekuasaan Dinasti Bani Abbas termasuk lama, yaitu sekitar lima abad.
Abu al-Abbas al-Safah (750-754 M) adalah pendiri dinasti Bani Abbas. Akan tetapi karena kekuasaannya sangat singkat, Abu ja’far al-Manshur (754-775 M) yang banyak berjasa dalam membangun pemerintahan dinasti Bani Abbas. Pada tahun 762 M, Abu ja’far al-Manshur memindahkan ibukota dari Damaskus ke Hasyimiyah, kemudian dipindahkan lagi ke Baghdad dekat dengan Ctesiphon, bekas ibukota Persia. Oleh karena itu, ibukota pemerintahan Dinasti Bani Abbas berada di tengah-tengah bangsa Persia.
Abu ja’far al-Manshur sebagai pendiri muawiyah setelah Abu Abbas al-Saffah, digambarkan sebagai orang yang kuat dan tegas, ditangannyalah Abbasiyah mempunyai pengaruh yang kuat. Pada masa pemerintahannya Baghdad sangatlah disegani oleh kekuasaan Byzantium.
Kekuasaan dinasti Bani Abbas atau khilafah Abbasiyah, melanjutkan kekuasaan dinasti Umayah. Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad saw. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M) s.d 656 H (1258 M).
Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, social dan budaya. Berdasarkan pola pemerintahan dan pola politik itu para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode :
1. Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama.
2. Periode Kedua (232 H/847 M – 334 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki pertama.
3. Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
4. Periode Keempat (447 H/1055 M – 590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani sejak dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.
5. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar kota Baghdad.
Kemajuan Dinasti Bani Abbas
Setiap dinasti atau rezim mengalami fase-fase yang dikenal dengan fase pendirian, fase pembangunan dan kemajuan, fase kemunduran dan kehancuran. Akan tetapi durasi dari masing-masing fase itu berbeda-beda karena bergantung pada kemampuan penyelenggara pemerintahan yang bersangkutan.
Pada masa pemerintahan, masing-masing memiliki berbagai kemajuan dari beberapa bidang, diantaranya bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial. Pada masing-masing bidang memiliki kelebihan dan kekurangan.
1. Bidang Politik
Walaupun demikian, dalam periode ini banyak tantangan dan gerakan politik yang mengganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas sendiri maupun dari luar. Gerakan-gerakan ini seperti sisa-sisa Bani Umayyah dan kalangan intern Bani Abbas, revolusi al-khawarij di Afrika utara, gerakan zindik di Persia, gerakan Syi’ah dan konflik antar bangsa serta aliran pemikiran keagamaan, semuanya dapat dipadamkan.
2. Bidang Ekonomi
Pada masa al-Mahdi perekonomian mulai nmeningkat dengan peningkatan di sector pertanian, melalui irigasi dan peningkatan hasil pertambangan seperti perak, emas, tembaga dan besi. Terkecuali itu dagang transit antara timur dan barat juga banyak membawa kekayaan. Bahsrah menjadi pelabuhan yang penting.
3. Bidang Sosial
Popularitas daulat Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M) dan puteranya Al-Ma’mun (813-833 M). kekayaan yang banyak di manfaatkan Harun Al-Rasyid untuk keperluan social. Rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, dan farmasi didirikan. Pada masanya sudah terdapat paling tidak 800 orang dokter. Disamping itu pemandian-pemandian juga dibangun. Tingkat kemakmuran yang paling tinggi terwujud pada zaman khalifah ini, kesejahteraan social, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta kesusastraan berada pada zaman keemasannya.
Pemerintahan bani Umayah adalah pemerintahan yang memiliki wibawa yang besar sekali, meliputi wilayah yang amat luas, mulai dari negeri sind dan berakhir di negeri Spanyol. Ia demikian kuatnya sehingga apabila seseorang menyaksikannya, pasti akan berpendapat bahwa usaha mengguncangkannya adalah sesuatu yang tidak mudah bagi siapapun. Namun jalan yang ditempuh oleh pemerintahan Bani Umayyah, meskipun ia dipatuhi oleh sejumlah besar manusia yang takluk kepada kekuasaannya, tidak sedikitpun memperoleh penghargaan dan simpati dalam hati mereka. Itulah sebabnya belum sampai berlalu satu abad dari kekuasaan mereka, kaum Bani Abbas berhasil menggulingkan singgasananya dan mencampakannya dengan mudah sekali. Dan ketika singgasana itu terjatuh, demikian pula para rajanya, tidak seorangpun yang meneteskan air mata menangisi mereka.
Adapun penyebab keberhasilan kaum penganjur berdirinya Khilafah Bani Abbas ialah karena mereka berhasil menyadarkan kaum muslimin pada umumnya, bahwa Bani Abbas adalah keluarga yang paling dekat kepada Nabi saw, dan bahwasanya mereka akan mengamalkan al-Qur’an dan Sunnah rasul dan menegakkan syari’at Allah.
Kalau dasar-dasar pemerintahan daulat Abbasiyah diletakkan dan dibangun oleh Abu al Abbas dan Abu ja’far Al-Manshur, maka puncak keemasan dari dinasti ini berada pada tujuh khalifah sesudahnya, yaitu al-Mahdi (775-785 M), al-Hadi (775-786 M), Harun al-Rasyid (786-809 M), al-Ma’mun (813-833 M), al-Mu’tashim (833-842 M), al-Wasiq (842-847 M), dan al-Mutawakkil (847-861 M).
Kalifah Harun al-Rasyid dikenal sebagai khalifah yang mencintai seni dan ilmu. Ia banyak meluangkan waktunya untuk berdiskusi dengan kalangan ilmuwan dan mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap seni.
Al-Rasyid mengembangkan satu akademi Gundishapur yang didirikan oleh Anushirvan pada tahun 555 M. pada masa pemerintahannya lembaga tersebut dijadikan sebagai pusat pengembangan dan penerjemahan bidang ilmu kedokteran, obat dan falsafah.
Dari gambaran diatas terlihat bahwa, Dinasti Bani Abbas pada periode pertama lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah. disinilah perbedaan pokok antara Bani Abbas dan Bani Umayyah.
Kehancuran Dinasti Bani Abbas
Berakhirnya kekuasaan dinasti Seljuk atas Baghdad atau khalifah Abbsiyah merupakan awal dari periode kelima. Pada periode ini, khalifah Abbasiyah tidak lagi berada dibawah kekuasaan suatu dinasti tertentu, walaupun banyak sekali Dinasti islam berdiri. Ada diantaranya dinasti yang cukup besar, namun yang terbanyak adalah dinasti kecil. Para khalifah Abbasiyah, sudah merdeka dan berkuasa kembali, tetapi hanya di Baghdad sekitarnya. Wilayah kekuasaan khalifah yang sempit ini menunjukan kelemahan politiknya. Pada masa inilah tentara Mongol dan tatar menyerang Baghdad. Baghdad dapat direbut dan dihancurluluhkan tanpa perlawanan yang berarti. Kehancuran Baghdad akibat serangan tentara Mongol ini adalah awal babak baru dalam sejarah islam, yang disebut masa pertengahan.
Sebagaimana dalam periodisasi khalifah Abbasiyah, masa kemunduran dimulai sejak periode kedua, namun demikian factor-faktor penyebab kemunduran itu tidak dating secara tiba-tiba, benih-benihnya sudah terlihat pada periode pertama, hanya khalifah pada saat periode ini sangat kuat, benih-benih ini tidak sempat berkembang. Dalam sejarah kekuasaan Bani Abbas terlihat bahwa apabila kalifah kuat, para mentri cenderung berperan sebagai pegawai sipil, tetapi jika khalifah lemah, mereka akan berkuasa mengatur roda pemerintahan.
Disamping kelemahan khalifah, banyak factor yang menyebabkan khalifah Abbasiyah menjadi mundur, masing-masing factor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Persaingan Antarbangsa
Khilafah Abbasiyah didirikan oleh Bani Abbas yang bersekutu dengan orang-orang Persia. Persekutuan dilatarbelakangi oleh persamaan nasib kedua golongan itu pada masa Bani Umayyah berkuasa. Keduanya sama-saama tertindas. Setelah khilafah Abbasiyyah berdiri, dinasti Bani Abbas tetap mempertahankan persekutuan itu. Menurut Stryzewska,11 ada dua sebab dinasti Bani Abbas memilih orang-orang Persia daripada orang-orang Arab. Pertama, sulit bagi orang-orang Arab untuk melupakan Bani Umayyah. Pada masa itu mereka merupakan warga kelas satu. Kedua, orang-orang Arab sendiri terpecah belah dengan adanya Ashabiyyah kesukuan. Dengan demikian, khilafah Abbasiyyah tidak ditegakkan di atas `ashabiyyah tradisional.
Meskipun demikian, orang-orang Persia tidak merasa puas. Mereka menginginkan sebuah dinasti dengan raja dan pegawai dari Persia pula. Sementara itu, bangsa Arab beranggapan bahwa darah yang mengalir di tubuh mereka adalah darah (ras) istimewa dan mereka menganggap rendah bangsa non-Arab di dunia Islam.
Selain itu, wilayah kekuasaan Abbasiyyah pada periode pertama sangat luas, meliputi berbagai bangsa yang berbeda, seperti Maroko, Mesir, Syria, Irak, Persia, Turki dan India. Mereka disatukan dengan bangsa Semit. Kecuali Islam, pada waktu itu tidak ada kesadaran yang merajut elemen-elemen yang bermacam-macam tersebut dengan kuat.12 Akibatnya, disamping Fanatisme kearaban, muncul juga fanatisme bangsa-bangsa lain yang melahirkan gerakan syu`ubiyah.
Kecenderungan masing-masing bangsa untuk mendominasi kekuasaan sudah dirasakan sejak awal khalifah Abbasiyyah berdiri. Akan tetapi, karena para khalifah adalah orang-orang kuat yang mampu menjaga keseimbangan kekuatan, stabilitas politik dapat terjaga. Setelah Al-Mutawakkil, seorang khlaifah yang lemah, naik tahta, dominasi tentara turki tak terbendung lagi. Sejak itu kekuasaan Bani Abbas sebenarnya telah berakhir. Kekuasaan berada di tangan orang-orang Turki. Posisi ini kemudian direbut oleh Bani Buwaih, bangsa Persia pada periode ketiga dan selanjutnya beralih kepada dinasti Saljuk pada periode keempat.
2. Kemerosotan Ekonomi
Khalifah Abbasiyyah juga mengalami kemunduran dibidang ekonomi bersamaan dengan kemunduran di bidang politik. Pada periode pertama, pemerintahan Bani Abbas merupakan pemerintahan yang kaya. Dana yang masuk lebih besar dari yang keluar, sehingga Bait al-Mal penuh dengan harta. Pertambahan dana yang besar diperoleh dari al-Kharaj, semacam pajak hasil bumi.
Setelah khilafah memasuki periode kemunduran, pendapatan Negara menurun, sementara pengeluaran meningkat lebih besar. Menurunnya pendapatan Negara itu disebabkan oleh makin menyempitnya wilayah kekuasaan, banyaknya terjadi kerusuhan yang mengganggu perekonomian rakyat, diperingannya pajak dan banyaknya dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan diri dan tidak lagi membayar upeti. Sedangkan pengeluaran membengkak antara lain disebabkan oleh kehidupan para khalifah dan pejabat semakin mewah, jenis pengeluaran makin beragam, dan para pejabat melakukan korupsi.
3. Konflik Keagamaan
Fanatisme keagamaan berkaitan erat dengan persoalan kebangsaan. Karena cita-cita orang Persia tidak sepenuhnya tercapai, kekecewaan mendorong sebagian mereka mempropagandakan ajaran Manuisme, Zoroasterisme dan Mazdakisme. Gerakan ini dikenal dengan gerakan Zindiq yang menyebabkan menurut para khalifah dan orang-orang yang beriman harus diberantas, sehingga menyebabkan konflik diantara keduanya, mulai polemik tentang ajaran hingga berlanjut kepada konflik bersenjata yang menumpahkan darah dari kedua belah pihak.
Pada saat gerakan ini mulai tersudut, pendukungnya banyak berlindung dibalik ajaran Syi`ah, sehingga banyak aliran syi`ah yang dipandang ghulat (ekstrem) dan dianggap menyimpang oleh penganut Syi`ah sendiri. Aliran Syi`ah memang dikenal sebagai aliran politik dalam Islam yang berhadapan dengan faham Ahlussunnah wal Jama`ah.
Konflik yang dilatarbelakangi agama tidak terbatas pada konflik antara muslim dan zindik atau ahlussunnah dengan syi`ah saja, tetapi juga antaraliran dalam Islam. Mu`tazilah yang cenderung rasional dituduh sebagai pembuat bidah oleh golongan salaf.
Berkenaan dengan konflik keagamaan itu, Syed Ameer Ali mengatakan:
“Agama Muhammad Saw. seperti juga Agama Isa as., terkeping-keping oleh perpecahan dan perselisihan dari dalam. Perbedaan pendapat mengenai soal-soal abstrak yang tidak mungkin ada kepastiannya dalam suatu kehidupan yang mempunyai akhir, selalu menimbulkan kepahitan yang lebih besar dan permusuhan yang lebih sengit dari perbedaan-perbedaan mengenai hal-hal yang masih dalam lingkungan pengetahuan manusia…soal kehendak bebas manusia …telah menyebabkan kekacauan yang rumit dalam Islam…pendapat bahwa rakyat dan kepala agama mustahil berbuat salah mustahil berbuat salah…menjadi sebab binasanya jiwa-jiwa berharga”.
4. Ancaman dari luar
Apa yang disebutkan di atas adalah factor-faktor internal. Disamping itu, ada pula factor-faktor eksternal yang menyebabkan khalifah Abbasiyah lemah dan akhirnya hancur. Pertama, perang salib yang berlangsung beberapa gelombang atau periode dan menelan banyak korban. Kedua, serangan tentara Mongol ke wilayah kekuasaan Islam. Sebagaimana telah disebutkan, orang-orang Kristen Eropa terpanggil untuk ikut berperang setelah Paus Urbanus II (1088-1099 M) mengeluarkan fatwanya. Perang Salib itu juga membakar semangat perlawanan orang-orang Kristen yang berada di wilayah kekuasaan Islam. Namun, di antara komunitas-komunitas Kristen Timur, hanya Armenia dan Maronit Lebanon yang tertarik dengan dengan Perang Salib dan melibatkan diri dalam tentara Salib itu.13
Pengaruh Salib juga terlihat dalam penyerbuan tentara Mongol. Disebutkan bahwa Hulagu Khan, panglima tentara Mongol, sangat membenci Islam karena ia banyak dipengaruhi oleh orang-orang Budha dan Kristen Nestorian. Gereja-gereja Kristen berasosiasi dengan orang-orang Mongol yang anti-Islam itu dan diperkeras di kantong-kantong ahl al-kitab. Tentara Mongol, setelah menghancurleburkan pusat-pusat Islam, ikut memperbaiki yerussalem.
Berbagai faktor yang telah menyokong tegaknya imperium Abbasiyah, yakni kalangan elite imperium dan bentuk-bentuk kulturnya, sekaligus juga menyokong kehancuran dan transformasi imperium tersebut. Bahkan kemerosotan Abbasiyah telah berlangsung disaat berlangsung konsolidasi. Ketika rezim ini sedang memperkuat militernya dan institusi pemerintahan, dan sedang mendorong sebuah kemajuan ekonomi dan kultur, terjadi beberapa peristiwa yang pada akhirnya mengharubirukan nasib imperium Abbasiyah.
Semenjak awal pemerintahan Harun al-Rasyid (786-809) problem suksesi menjadi sangat kritis. Harun telah mewasiatkan tahta kekhalifahan kepada putra mertuanya, al-Amin, dan kepada putranya yang lebih muda yang bernama al-Makmun, seorang gubernur Khurasan dan orang yang berhak menjabat tahta khilafah sepeninggal kakaknya. Setelah kematian Harun, al-Amin berusaha mengkhianati hak adiknya dan menunjuk anak laki-lakinya sebagai penggantinya kelak. Akibatnya pecahlah perang sipil. Al-amin didukung oleh militer Abbasiyah di Baghdad, sementara al-Makmun harus berjuang untuk memerdekakan Khurasan dalam rangka untuk mendapatkan dukungan dari pasukan perang Khurasan. Al-makmun berhasil mengalahkan saudara tuanya, al-Amin , dan mengklaim khilafah pada tahun 813. Namun peperangan sengit tersebut tidak hanya melemahkan kekuatan militer Abbasiyah melainkan juga melemahkan warga iraq dan sejumlah propinsi lainnya.
Al-Makmun berusaha menghadapi musuh-musuhnya dan sejumlah warga yang tidak mau berdamai dengan sebuah kebijakan ganda. Satu sisi kebijakan tersebut bertujuan untuk mempertahankan legitimasi kekhilafan dengan menguasai seluruh urusan keagamaan. Kebijakan ini, sebagaimana yang telah kita lihat, tidak membawa hasil dan gagal. Kebijakan ini justru menghilangkan dukungan masyarakat umum terhadap sang khalifah.Al-Makmun juga mengambil sebuah kebijakan politik, untuk menguasai kekhilafahan secara mutlak, al-Makmun menggantungkan dukungan seorang panglima khurasan, yang bernama Thahir, yang diberikan imbalan sebagai gubernur khurasan (820-822) dan menjadi jenderal militer Abbasiyah diseluruh imperium dan disertai janji bahwa jabatan-jabatan tersebut dapat diwariskan kepada keturunannya, selain mendatangkan manfaat yang bersifat sementara konsesi atas sebuah jabatan gubernur yang dapat diwariskan menggagalkan tujuan Abbasiyah untuk menyatukan sebuah wilayah propinsi besar menjadi sebuah system pemerintahan politik yang memusat ditangan pemerintahan pusat. Upaya untuk menyatukan kalangan elit dibawah arahan khalifah tidak akan terwujud dan sebagai gantinya imperium dikuasai oleh sebuah persekutuan khalifah dengan kuasa gubernuran besar.14
DAFTAR PUSTAKA
Abul a ‘la Al-Maududi, Khilafah dan Kerajaan : Evaluasi Kritis Atas Sejarah Pemerintahan Islam, (Bandung, Mizan, 1998)
Badri Yatim, Dr., MA., Sejarah Peradaban Islam : Dirasah Islamiyah II, (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2006)
Harun Nasution, Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran (Bandung, Mizan,
1995)
Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam,(Jakarta : Rajawali Pers 1999)
Jaih Mubarok, Dr., M.Ag., Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Bani Quraisyi, Cet. 1, 2004)
John L. Esposito (ed), The Oxpord History of Islam, (New York, Oxpord University Press 1999)
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan, (Gramedia, Jakarta,1985)
M.Natsir, Capita Selecta, NV Penerbitan W. van Hoeve, tanpa tahun
Philip K. Hitti, History of The Arabs (London : Mac Millan, 1970)
W. Montgomery Watt, Politik Islam dalam Lintasan Sejarah (Jakarta : P3M, 1988)
disadur dari : ratnaningsih
»»  READ MORE...

Jumat, 16 Desember 2011

sang motivasi

banyak sekali kita masih perlu belajar dari hal-hal yang terkecil dalam hidup, kita sering sekali tidak menyadari bahwa dari hal terkecil itulah ada hikmah yang besar. misalnya seperti kisah berikut ini. mau, klik disini
»»  READ MORE...

Senin, 12 Desember 2011

materi diklat kehutanan di bogor tahun 2011

pada tahun  2011 BDK Bogor mengadakan diklat untuk masyarakat propinsi lampung yang dibuat dua kali termin, termin yang pertama pada tanggal 28-03 desember dan termin yang ke dua 05-10 desember. tempat diklat berada di dua wilayah yaitu di Rumpin dan di Wisma Universitas Nusa Bangsa. materi antara lain sebagai berikut : Bina suasana pelatihan I,
»»  READ MORE...

Terjebak dalam cintamu


Terjebak dalam cintamu

Terbangun dari keterpurukan
Terjaga dari mimpi yang buruk
Aku tahu cintamu mengangkatku
Membuatku sadar akan apa yang telah aku lakukan

Aku belajar mencintaimu
Aku tak tahu, semua akan seperti ini
Engkau mencintaiku juga
Bahkan mungkin engkau lebih mencintaiku,
Dibanding cintaku padamu

Sulit untuk meninggalkan cintamu, yang mungkin sudah melekat di hatiku,
Aku coba katakan apa yang ingin aku lakukan,
Dan kau selalu mengerti apa mauku

Sadarkah bahwa kita berbeda
Sadarkah bahwa cinta kita semu
Tak bisa menjadi abadi, dan disatukan dalam satu ikatan cinta
Sebuah awal dari kehidupan rumah tangga
Sadarkah kau bahwa kita terjebak dalam cinta yang salah!

Aku takut
Aku takut suatu hari nanti kehilanganmu, walaupun mungkin itu akan terjadi
Saat ini aku berharap, kau bisa bahagia bersamaku,
Hingga saat kita berpisah nanti kau akan tetap bahagia.
»»  READ MORE...

wanita pilihan


Wanita  Pilihan
Wanita yang elok paras mukanya itu mungkin tak terhitung jumlahnya Namun, wanita yang elok perilaku dan jiwanya itu masih sedikit.
Wanita yang kaya harta itu telah mendominasi dunia, namun, wanita yang kaya hati itu masih minim di dunia
Wanita yang cerdas intelektual itu tak terbilang jumlahnya, namun, wanita yang cerdas dalam menjaga kehormatanya itu langka.
Wanita yang aktif berkarier itu bejibun jumlahnya memenuhi dunia, namun, wanita yang aktif untuk menjadi ibu dari anak-anak yang saleh/shalehah itu sulit dicari.
Wanita yang katanya setia pada pacar yang mau mengorbankan segalanya untuk pacar itu bisa ditemukan berserakan, namun, wanita yang setia pada suaminya dan mau mengorbankan jiwa raganya untuk kebahagiaan dunia akhirat itu sulit untuk mendapatkanya
Wanita yang rela membuang hartanya untuk kesenangan dunia itu bukan barang langka, namun, wanita yang rela menginfakkan hartanya untuk kesenangan akhirat itu masih langka.
Wanita yang menjaga dan memelihara kecantikan wajahnya itu sudah biasa terlihat, namun, wanita yang menjaga dan memelihara kesucian hatinya itu sulit ditemukan.
Wanita yang mempertontonkan auratnya itu sudah membuat dunia ini lebih panas, namun, wanita yang senantiasa menutup aurat dan menjaga kehormatan itu senantiasa menyejukkan mata.
Dan terakhir, ingin menjadi wanita yang bagaimanakah anda wahai saudaraku. Pilihanmu adalah masa depanmu di dunia dan akhirat, dan pilihanku wanita sholehah yang menjadi pilihan terakhirku.
»»  READ MORE...

Kamis, 01 Desember 2011

Negara kita memerlukan orang seperti Zhu


Bangsa Ini Memerlukan Zhu
 
Xiao Hongbo telah dihukum mati pekan lalu. 
Delapan orang pacarnya yang dibiayai dalam kehidupan mewah, mungkin hanya menangisi lelaki berusia 37 tahun ini. 
Tidak ada yang bisa membantunya.
Deputi manajer cabang Bank Konstruksi China, salah satu bank milik negara, di Dacheng, Provinsi Sichuan, itu dihukum mati karena korupsi. Xiao telah merugikan bank sebesar 4 juta yuan atau sekitar Rp 3,9 miliar sejak 1998 hingga 2001. 
Uang itu digunakan untuk membiayai kehidupan delapan pacarnya.
Xiao Hongbo satu di antara lebih dari empat ribu orang di Cina yang telah dihukum mati sejak 2001 karena terbukti melakukan kejahatan, termasuk korupsi. 
Angka empat ribu itu, menurut Amnesti Internasional (AI), jauh lebih kecil dari fakta sesungguhnya. 
AI mengutuk cara-cara Cina itu, yang mereka sebut sebagai suatu yang mengerikan. Tapi, bagi Perdana Menteri Zhu Rongji inilah jalan menyelamatkan Cina dari kehancuran. 
Ketika dilantik menjadi Perdana Menteri pada 1998, Zhu dengan lantang mengatakan, ''Berikan kepada saya seratus peti mati, sembilan puluh sembilan untuk koruptor, satu untuk saya jika saya melakukan hal yang sama.'' Zhu tidak main-main. Cheng Kejie, pejabat tinggi Partai Komunis Cina, dihukum mati karena menerima suap lima juta dolar AS. 
Tidak ada tawar-menawar. Permohonan banding wakil ketua Kongres Rakyat Nasional itu ditolak pengadilan. 
Bahkan istrinya, Li Ping, yang membantu suaminya meminta uang suap, dihukum penjara.
Wakil Gubernur Provinsi Jiangxi, Hu Chang-ging, pun tak luput dari peti mati. Hu terbukti menerima suap berupa mobil dan permata senilai Rp 5 miliar. 
Ratusan bahkan mungkin ribuan peti mati telah terisi, tidak hanya oleh para pejabat korup, tapi juga pengusaha, bahkan wartawan.
Selama empat bulan pada 2003 lalu, 33.761 polisi dipecat. 
Mereka dipecat tidak hanya karena menerima suap, tapi juga berjudi, mabuk-mabukan, membawa senjata di luar tugas, dan kualitas di bawah standar. 
Agaknya Zhu Rongji paham betul pepatah Cina: bunuhlah seekor ayam untuk menakuti seribu ekor kera.
Dan, sejak ayam-ayam dibunuh, kera-kera menjadi takut, kini pertumbuhan ekonomi Cina mencapai 9 persen per tahun dengan nilai pendapatan domestik bruto sebesar 1.000 dolar AS. 
Cadangan devisa mereka sudah mencapai 300 miliar dolar AS. 
Sukses Cina itu, menurut guru besar Universitas Beijing, Prof Kong Yuanzhi, karena Zhu serius memberantas korupsi. 
Perang terhadap korupsi diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Zhu mengeluarkan dana besar untuk pendidikan manajemen, mengirim ribuan siswa belajar ke luar negeri, dan juga mengundang pakar bisnis berbicara di Cina.
Kini, lihatlah apa yang terjadi di Indonesia.
Pengangguran terus bertambah, anak-anak gadis dari desa terpaksa menjadi pelacur di kota, lulusan SMU menjadi pengamen, anak-anak SD yang malu tidak dapat membayar uang sekolah, bunuh diri. 
Ratusan ribu orang tumpah ke kota-kota karena di desa tidak ada harapan. Ratusan ribu orang menjadi tenaga kerja di luar negeri, ditipu calo dan disiksa majikannya.
Mereka adalah korban. Koruptor menghisap hidup mereka, bertahun-tahun tanpa ada yang menolong. Koruptor mengambil hak mereka atas tanah, hak mereka atas air, hak mereka untuk sekolah, hak mereka untuk berdagang, hak mereka untuk bekerja, hak mereka untuk mendapatkan layanan, hak mereka untuk kesehatan.
Apalagi hak yang tersisa untuk orang-orang miskin itu? 
Pemerintah bukan penolong orang-orang miskin, terkadang mereka juga mengambil uang dari orang-orang miskin.
Bangsa ini memerlukan orang seperti Zhu Rongji, bukan pesolek. Sebab, inilah keadaan utama Indonesia: Jatuhkanlah tiga buah batu dari pesawat udara di wilayah Indonesia, maka yakinlah satu di antara batu itu akan mengenai kepala koruptor!
 
Ketua Korp Pengader Cabang HMI MPO Cab. TUBA
Di sadur dari Koran - Republika, 21 Juli 2004
 
»»  READ MORE...

pemikiran peradaban islam pada zaman kontemporer


PEMIKIRAN PERADABAN ISLAM MASA MODERN
( 1800 - SEKARANG )

1. Masa Pembebasan dari Kolonial Barat

Dunia Islam abad XX ditandai dengan kebangkitan dari kemunduran dan kelemahan secara budaya maupun politik setelah kekuatan Eropa mendominasi mereka. Eropa bisa menjajah karena keberhasilannya dalam menerapkan strategi ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengelola berbagai lembaga pemerintahan. Negeri-negeri Islam menjadi jajahan Eropa akibat keterbelakangan dalam berbagai aspek kehidupan.

Terjadinya penetrasi kolonial Barat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Disatu sisi kekuatan militer dan politik negara - negara muslim menurun, perekonomian mereka merosot sebagai akibat monopoli perdagangan antara timur dan barat tidak lagi ditangan mereka. Disamping itu pengetahuan di dunia muslim dalam kondisi stagnasi. Tarekat-tarekat diliputi oleh suasana khurafat dan supertisi. Umat Islam dipengaruhi oleh sikap fatalistik1.

Pada sisi yang lain, Eropa dalam waktu yang sama menggunakan metode berpikir rasional, dan disana tumbuh kelompok intelektual yang melepaskan diri dari ikatan-ikatan Gereja; Barat memasuki abad renaisanse. Sementara dalam bidang ekonomi dan perdagangan mereka telah mengalami kemajuan pesat dengan ditemukannya Tanjung Harapan sebagai jalur perdagangan maritim langsung ke Timur, demikian pula penemuan benua Amerika. Dengan dua temuan ini Eropa memperoleh kemajuan dalam dunia perdagangan karena tidak bergantung lagi kepada jalur lama yang dikuasai Islam.

Pada permulaan abad ini tumbuh kesadaran nasionalisme hampir disemua negeri muslim yang menghasilkan pembentukan negara-negara nasional. Tetapi persoalan mendasar yang dihadapi adalah keterbelakangan umat Islam, terutama menyangkut kemampuan menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat paling penting dalam mempertahankan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tanpa mengenyampingkan agama, politik dan ekonomi. Upaya kearah itu tidak lepas dari pembaharuan pemikiran yang dapat mengantarkan Islam terlepas dari cengkraman kolonialisme Barat.

a. Dunia Islam Abad XX

Keunggulan - keunggulan Barat dalam bidang industri, teknologi, tatanan politik, dan militer tidak hanya menghancurkan pemerintahan negara-negara muslim yang ada pada waktu itu, tetapi lebih jauh dari itu, mereka bahkan menjajah negara - negara muslim yang ditaklukkannya, sehingga pada penghujung abad XIX hampir tidak satu negeri muslim pun yang tidak tersentuh penetrasi kolonial Barat. Sebagaimana diketahui bahwa pada tahun 1798 M, Napoleon Bonaparte menduduki Mesir. Walaupun pendudukan Perancis itu berakhir dalam tiga tahun, mereka dikalahkan oleh kekuatan Angkatan Laut Inggris, bukan oleh perlawanan masyarakat muslim. Hal ini menunjukkan ketidakberdayaan Mesir  – salah satu pusat Islam untuk menghadapi kekuatan Barat.

Sejak Napoleon menduduki Mesir, umat Islam mulai merasakan dan sadar akan kelemahan dan kemundurannya, sementara mereka juga merasa kaget dengan kemajuan yang telah dicapai Barat. Gelombang ekspansi Barat ke negaranegara muslim yang tidak dapat dibendung itu memaksa para pemuka Islam untuk mulai berpikir guna merebut kembali kemerdekaan yang dirampas. Salah seorang tokoh yang pikirannya banyak mengilhami gerakan - gerakan kemerdekaan adalah  Sayyed Jamaluddin Al Afghani. Ia dilahirkan pada tahun 1839 di Afghanistan dan meninggal di Istambul 18973. Pemikiran dan pergerakan yang dipelopori Afghani ini disebut Pan-Islamisme, yang dalam pengertian luas berarti solidaritas antara seluruh umat muslim di dunia internasional.

Tema perjuangan yang terus menerus dikobarkan oleh Afghani dalam kesempatan apa saja adalah semangat melawankolonialisme dengan berpegang kepada tema-tema ajaran Islam sebagaistimulasinya. Murtadha Muthahhari menjelaskan bahwa diskursus tema-tema itu
antara lain diseputar: Perjuangan melawan absolutisme para penguasa;Melengkapi sains dan teknologi modern; Kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya; Iman dan keyakinan aqidah; Perjuangan melawan kolonial asing; Persatuan Islam; Menginfuskan semangat perjuangan dan perlawanan kedalam tubuh masyarakat Islam yang sudah separo mati; dan Perjuangan melawan ketakutan terhadap Barat4.

Disamping Afghani, terdapat dua orang ahli pikir Arab lainnya yang telah mempengaruhi hampir semua pemikiran politik Islam pada masa berikutnya. Dua pemikir itu adalah Muhammad Abduh(1849-1905) dan Rasyid Ridha(1865-1935). Mereka sangat dipengaruhi oleh gagasan-gagasan guru mereka yakni Afghani, dan berkat mereka berdualah pengaruh Afghani diteruskan untuk mempengaruhi perkembangan nasionalisme Mesir. Seperti halnya Afghani dan Abduh, Ridha percaya bahwa Islam bersifat politis, sosial dan spiritual. Untuk membangkitkan sifat-sifat tersebut, umat Islam mesti kembali kepada Islam yang sebenarnya sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi dan para sahabatnya atau para salafiah.

Untuk menyebarkan gagasan - gagasannya ini Ridha menuangkannya dalam bingkai tulisan - tulisan yang terakumulasi dalam majalah Al Manar yang dipimpinnya. Di daratan Eropa, Syakib Arsalan selalu memotori gerakan - gerakan guna kemerdekaan Arab. Misi Arsalan adalah menginternasionalkan berbagai masalah pokok yang dihadapi negara-negara muslim Arab yang berasal dari kekuasaannegara-negara Barat; dan menggalang pendapat seluruh orang Islam Arab sehingga membentuk berdasarkan ikatan keIslaman, mereka dapat memperoleh kemerdekaan dan memperbaiki tata kehidupan sosial yang lebih baik5.

Sementara pimpinan masyarakat Druze dan pembesar Usmaniyah yang mengasingkan diri ke Eropa setelah Istambul diduduki Inggris ini menyebarluaskan propagandanya melalui berbagai penerbitan berkala, diantarannya melalui jurnal La Nation Arabe yang dicetak di Annemasse Prancis.

Meskipun pada awalnya Arsalan mengambil alih konsep - konsep Pan-Islamismenya Afghani karena merasakan perlunaya pemabaharuan dalam masyarakat, namun dalam praktiknya, ia lebih menitikberatkan perjuanggannya pada Pan - Arabisme. Gerakan perjuangan yang dilakukan oleh para tokoh tersebut, walaupun belum mencapai hasil yang diinginkan yakni kemerdekaan, namun gema pemikiran Islam mereka sangat mewarnai era generasi selanjutnya, untuk membebaskan negerinya dari penetrasi kolonial Barat.

b. Pembebasan Diri dari Kolonial Barat

Gerakan kemerdekaan yang dilakukan oleh umat Islam selalu kandas ketika berhadapan dengan kolonialis Barat, tentu saja, karena teknologi dan militer mereka jauh lebih maju dari yang dimiliki umat Islam. Menurut Afghani, untuk menanggapi tantangan Barat, umat Islam harus mempelajari contoh - contoh darinya. Tentu saja tidak semua komunitas Islam sependapat dengan yang dimaksud belajar atau berguru kepada Barat. Para ulama tradisional tetap mempertahankan corak non-koperatifnya, sementara putra - putra negeri jajahan gelombang demi gelombang belajar kepada penjajah atau di sekolah-sekolah yang
sengaja diadakan di negeri jajahannya.

Dengan demikian, terdapat dua kelompok pejuang kemerdekaan dengan basisnya masing-masing, ada yang sifatnya nonkoperatif yang basisnya lembaga - lembaga pendidikan agama - di Indonesia pesantren, sedang di Asia Tengah dan Barat serta Afrika basisnya pada kelompok - kelompok tarekat-dan yang bercorak kooperatif yaitu pakar terpelajar dengan pendidikan Barat.

Pada pertengahan pertama abad XX terjadi perang dunia kedua yang melibatkan seluruh negara kolonialis. Seluruh daratan Eropa dilanda peperangan, disamping Amerika, Rusia dan Jepang. Kecamuk perang ini disatu sisi melibatkan Jepang, Hitler dengan Nazi Jermannya, dan Mussolini dengan Fasis Italianya, dan disisi lain terdapat Inggris, Perancis, dan Amerika yang bersekutu, serta Rusia.

Konsekuensi atas terjadinya peperangan ini adalah terpusatnya konsentrasi kekuatan militer di kubu masing-masing negara, baik untuk keperluan ofensif maupun defensif. Pengkonsentrasian kekuatan militer tersebut mengakibatkan ditarik dan berkurangnya kekuatan militer kolonialis dinegeri-negeri jajahan mereka.

Dalam pada itu, negara muslim tidak terlibat langsung dalam perang dunia keduasehingga pemikiran mereka waktu itu terkonsentrasi pada perjuangan untuk kemerdekaan negerinya masing-masing, dan kondisi dunia yang berkembang pada saat itu memungkinkan tercapainya cita-cita luhur tersebut. Mulai saat itu negara negara muslim yang terjajah memproklamirkan kemerdekaannya.

Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam pada umumnya yang dikenal dengan gerakan pembaharuan didorong oleh dua faktor yang saling mendukung, yaitu pemurnian ajaran Islam dari unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam, dan menimba gagasan-gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari Barat. Gerakan pembaharuan itu dengan segera juga memasuki dunia politik, karena Islam memandang tidak bisa dipisahkan dengan politik. Gagasan politik yang pertama kali muncul adalah
gagasan Pan - Islamisme yang mula-mula didengungkan oleh gerakan Wahabiyah dan Sanusiah. Namun, gagasan ini baru disuarakan dengan lantang oleh tokoh pemikir Islam terkenal, Jamaluddin Al Afghani [1839-1897 M].

Jika di Mesir bangkit dengan nasionalismenya, dibagian negeri Arab lainnya lahir gagasan nasionalisme Arab yang segera menyebar dan mendapat sambutan hangat, sehingga nasionalisme itu terbentuk atas dasar kesamaan bahasa. Demikianlah yang terjadi di Mesir, Syria, Libanon, Palestina, Irak, Hijaz, Afrika Utara, Bahrein, dan Kuweit. Di India, sebagaimana di Turki dan Mesir gagasan Pan - Islamisme yang dikenal dengan gerakan Khilafat juga mendapat pengikut, pelopornya adalah Syed Amir Ali ( 1848 - 1928 M ). Gagasan itu tidak mampu bertahan lama, karena terbukti dengan ditinggalkannya gagasan-gagasan tersebut oleh sebagian besar tokoh-tokoh Islam. Maka, umat Islam di anak benua India ini tidak menganut nasionalisme, tetapi Islamisme yang dalam masyarakat India dikenal dengan nama komunalisme.

Sementara di Indonesia, partai politik besar yang menentang penjajahan adalah Sarekat Islam [SI], didirikan pada tahun 1912 dibawah pimpinan HOS Tjokroaminoto. Partai ini merupakan kelajutan dari Sarekat Dagang Islam [SDI] yang didirikan oleh H. Samanhudi pada tahun 1911.

Tidak lama kemudian, partaipartai politik lainnya berdiri seperti Partai Nasional Indonesia [PNI] didirikan oleh Soekarno, Pendidikan Nasional Indonesia [PNI-Baru], didirikan oleh Muhammad Hatta [1931], Persatuan Muslimin Indonesia [PERMI] yang baru menjadi partai politik pada tahun 1932, dipelopori oleh Mukhtamar Luthfi8. Munculnya gagasan nasionalisme yang diikuti dengan berdirinya partai-partai politik merupakan modal utama umat Islam dalam perjuangannya untuk mewujudkan negara merdeka yang bebas dari pengaruh politik Barat, dalam kenyataannya, memang partai-partai itulah yang berjuang melepaskan diri dari kekuasaan penjajah.

Perjuangan mereka biasanya teraplikasi dalam beberapa bentuk kegiatan, seperti gerakan politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun dalam bentuk pendidikan dan propaganda yang tujuannya adalah mempersiapkan masyarakat untuk menyambut dan mengisi kemerdekaan.Adapun negara berpenduduk mayoritas muslim yang pertama kali berhasil memproklamasikan kemerdekaannya adalah Indonesia, yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. Indonesia merdeka dari pendudukan Jepang setelah Jepang dikalahkan oleh tentara sekutu. Akan tetapi, rakyat Indonesia harus mempertahankan kemerdekaannya itu dengan perjuangan bersenjata selama lima tahun berturut-turut karena Belanda yang didukung oleh tentara sekutu berusaha menguasai kembali kepulauan ini.

Negara muslim kedua yang merdeka dari penjajahan adalah Pakistan, yaitu tanggal 15 Agustus 1947 ketika Inggris menyerahkan kedaulatannya di India kepada dua Dewan Konstitusi, satu untuk India dan lainnya untuk Pakistan-waktu itu terdiri dari Pakistan dan Bangladesh sekarang-. Di Timur Tengah, Mesir misalnya, secara resmi memperoleh kemerdekaannya dari Inggris pada tahun 1922. akan tetapi, pada saat kendali pemerintahan dipegang oleh Raja Farouk pengaruh Inggris sangat besar. Baru pada waktu pemerintahan Jamal Abd al Nasser yang menggulingkan raja Farouk 23 Juli 1952, Mesir menganggap dirinya benar - benar merdeka. Mirip dengan Mesir, Irak merdeka secara formal pada tahun 1932, tetapi rakyatnya baru merasakan benar-benar merdeka pada tahun 1958. sebelum itu, negara-negara sekitar Irak telah mengumumkan kemerdekaannya seperti Syria, Yordania, dan Libanon pada tahun 1946. Di Afrika, Libya merdeka pada tahun 1951 M, Sudan dan Maroko tahun 1956 M, serta Aljazair merdeka pada tahun 1962 M yang kesemuanya itu membebaskan diri dari Perancis. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Yaman Utara dan Yaman Selatan, serta Emirat Arab memperoleh kemerdekaannya pula. Di Asia Tenggara, Malaysia yang waktu itu merupakan bagian dari Singapura mendapat kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1957, dan Brunei Darussalam baru pada tahun 1984 M9.

Demikianlah satu persatu negara-negara muslim memerdekakan dirinya dari penjajahan. Bahkan beberapa diantaranya baru mendapat kemerdekaan pada tahun-tahun terakhir, seperti negara-negara muslim yang dahulunya bersatu dalam Uni Soviet, yaitu Uzbekistan, Turkmenia, Kirghistan, Kazakhstan, Tajikistan, dan Azerbaijan baru merdeka pada tahun 1992, serta Bosnia memerdekakan diri dari Yugoslavia pada tahun 199210.

Namun, sampai saat ini masih ada umat muslim yang berharap mendapatkan otonomi sendiri, atau paling tidak menjadi penguasa atas masyarakat mereka sendiri. Mereka itu adalah penduduk minoritas muslim dalam negara-negara nasional, misalnya Kasymir di India dan Moro di Filipina. Alasan mereka menuntut kebebasan dan kemerdekaan itu adalah karena status minoritas seringkali mendapatkan kesulitan dalam memperoleh kesejahteraan hidup dan kebebasan dalam menjalankan ajaran agama mereka. 
disadur dari : Joesafira

»»  READ MORE...

Malaikat & Iblis

buku karangan dari Demons & Angels yang sangat terpopuler ceritanya sangat menegangkan dan sangat menarik perhatian. wajar bila buku ini menjadi buku cerita sangat sangat fenomenal di negara barat. jika kita membaca buku karangan Demons & Angels maka kita akan mengetahui bagaimana negara vatikan di roma italia, penasaran......
Download disini
»»  READ MORE...

Minggu, 27 November 2011

Untuk menggugah hati untuk berorganisasi

terkadang sekali banyak para mahasiswa tidak kuat dalam berinteraksi ketika masuk di organisasi, itulah seni dalam berorganisasi. karena kita berkomunikasi dengan berbagai watak, prilaku, dari berbagai orang. mau tau rahasianya??


 Download disini
»»  READ MORE...

Senin, 21 November 2011

hal yang perlu direnungkan

dalam hidup kita sering sekali mengalami cobaan yang bertubi-tubi, terkadang orang selalu beranggapan bahwa tuhan tidak sayang terhadap kita. tapi anggapan itu salah, karena ketika seseorang mengaku beriman, maka tidak akan dibiarkan begitu saja melainkan akan diberikan cobaan untuknya. mau donwload artikel untuk bahan renungan kita, Klik disini
»»  READ MORE...

Sabtu, 19 November 2011

burung denga sebelah sayap

manusia tidaklah sempurna yang dikira, banyak orang menganggap bisa sukses dengan diri sendiri tanpa bantuan orang lain, tetapi anggapan itu salah. kalau diibaratkan, manusia tidak seperti burung yang terbang dengan kedua sayapnya, tetapi manusia yang mempunyai sebelah sayap, maka dari itu kalau mau sukses harus membutuhkan uluran tangan orang lain. download disini
»»  READ MORE...

contoh proposal wirausaha

terkadang banyak orang bingung mau bagaimana cara mendapatkan kredit dari bank untuk menambah moodal usahanya, dan tidak tau bagaimana cara membuat proposal pengajuan kredit dari bank. mau tau caranya, klik disini
»»  READ MORE...

laki-laki biasa dengan cinta yang luar biasa untuk keluarganya

sebuah cerita yang menggambarkan sesosok laki-laki yang terlahir dari kalangan keluarga biasa-biasa saja, dan mendapatkan seorang istri dengan serba kecukupan dalam bidang ekonomi. dan bagaimanakah ceritanya???
download disini

»»  READ MORE...

Selasa, 15 November 2011

Gelas-Gelas Kaca


Gelas-Gelas Kaca
Ya Allah… Di sudut keajaiban langit malam-Mu
Sebuah pengaduan aku sampaikan
Dalam jiwaku letih dengan sisa peluh masa lalu
Aku bosan melawan kesendirian
Seperti mungkin satu rasa yang sama
Sebagaimana adam sebelum hawa tercipta

Tiada terhitung Engkau hadirkan mereka
Sesuatu yang mengantarku ke puncak rasa
Sampai tak mampu aku membendung laju
Hingga mematahkan kuatnya kelelakianku

Mereka laksamana
Gelas-gelas kaca yang bening, bersih lagi suci
Yang memiliki kelembutan rasa kehalusan jiwa
Engkau Yang Maha Indah mencipta ia begitu indah
Bahkan Rosul-Mu menyebutnya
Seindah-indahnya perhiasan dunia

Yang kepadanya aku tak ingin
Seperti debu-debu nakal yang menodainya
Meski sekedar aku menyentuhnya,
Apalagi menjatuhkannya hingga remuk retak
Lalu hancur bernyawa tapi tanpa harga …

Ku hanya lelaki penuh naluri
Yang cenderung pada keindahan
Lekas terpesona keanggunan diluar batas nalar
Begitu haus tajam liarnya mata ini
Yang semestinya tunduk terikat iman
Dari menatap beningnya gelas-gelas kaca
Ampuni hamba …

Ya Allah …
Gelas-gelas kaca yang Engkau perlihatkan
Terlalu indah untukku …
Memaksaku memilih untuk tidak memilih
Atau biarlah nanti …
Seiring masa rasa ini kan menjemput asa
Dan kumiliki dua, tiga, empat atau cukup satu saja
Di antara gelas-gelas kaca yang Engkau cipta…
Ya Allah…
Aku berlindung kepadamu dari fitnah gelas-gelas kaca

Allahumma inni a'udzubika min fitnatinnisa
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah wanita
Allahumma inni as aluka mar'ata, mar'atus sholihah
Ya Allah, anugrahkan lah aku pasangan yang sholihah
»»  READ MORE...

Senin, 14 November 2011

lilin harapan

bacalah sebuat motivasi dan arti hidup, downlad disini
»»  READ MORE...

motivasi dalam kehidupan

motivasi hidup, klik disini
»»  READ MORE...

Apa Pantas Berharap Surga?


                              
                                                                           
             Sholat dhuha cuma dua rakaat, qiyamullail (tahajjud) juga     
             hanya dua rakaat, itu pun sambil terkantuk-kantuk.                              
             Sholat lima waktu?                                            
             Sudah jarang di masjid, milih ayatnya yang pendek-pendek      
             pula... Tanpa doa, dan segala macam puji untuk Allah,                 
Dilipatlah sajadah yang belum lama tergelar itu.Lupa pula dengan sholat rawatib sebelum maupun sesudah shalat wajib.Satu lagi, semua di atas itu belum termasuk catatan:..... "Kalau tidak terlambat" atau "Asal nggak bangun kesiangan".   
             Dengan sholat model begini, apa pantas mengaku ahli ibadah?   
                                                                           
             Padahal Rasulullah dan para sahabat senantiasa mengisi malam-malamnya....                                            
             dengan derai tangis memohon ampunan kepada Allah.             
             Tak jarang kaki-kaki mereka bengkak oleh karena terlalu lama  
             berdiridalam khusyuknya.                                              
             Kalimat-kalimat pujian dan pinta tersusun indah seraya berharap ....                                                 
             Allah Yang Maha Mendengar mau mendengarkan keluh mereka.      
             Ketika adzan berkumandang, segera para sahabat meninggalkan   
semua aktivitas ....menuju sumber panggilan, ....  kemudian waktu demi waktu mereka habiskan untuk bersimpuh....   di atas sajadah-sajadah penuh tetesan air mata.               
                                                                            
            Baca Qur'an sesempatnya, tanpa memahami arti dan maknanya,    
            apalagi meresapi hikmah yang terkandung di dalamnya.          
            Ayat-ayat yang mengalir dari lidah ini tak sedikit pun
            Membuat dada ini bergetar,  padahal tanda-tanda orang beriman itu adalah .....            
           ketika dibacakan ayat-ayat Allah maka tergetarlah hatinya.    
           Hanya satu dua lembar ayat yang sempat dibaca sehari, itu pun 
           tidak rutin. Kadang lupa, kadang sibuk, kadang malas.                      
          Yang begini ngaku beriman?                                    
                                                                            
          Tidak sedikit dari sahabat Rasulullah yang menahan nafas      
          mereka ... untuk meredam getar yang menderu saat membaca ayat-ayat
          Allah.
          Sesekali mereka terhenti, ......tak melanjutkan bacaannya  
          ketika mencoba menggali makna terdalam .... dari sebaris kalimat Allah
          yang baru saja dibacanya. Tak jarang mereka hiasi mushaf di tangan mereka     
         dengan tetes air mata. Setiap tetes yang akan menjadi saksi di hadapan Allah        
         bahwa mereka jatuh karena lidah-lidah indah yang melafazkan ayat-ayat                                                     
         Allah ...  dengan pemahaman dan pengamalan tertinggi.                    
                                                                            
        Bersedekah jarang, begitu juga infak.                         
        Kalau pun ada, itu pun dipilih mata uang terkecil yang ada di dompet.                                                       
        Syukur-syukur kalau ada receh. Berbuat baik terhadap sesama juga jarang,                     
        paling-paling kalau sedang ada kegiatan bakti sosial, yah hitung-hitung                                                 
        ikut meramaikan.

Sudahlah jarang beramal, amal yang paling mudah pun masih pelit, senyum.                                          
Apa sih susahnya senyum?                                      
Kalau sudah seperti ini, apa pantas berharap Kebaikan dan Kasih Allah?                                                   
                                                                           
               Rasulullah adalah manusia yang paling dirindui,               
               senyum indahnya, tutur lembutnya, belai kasih dan              
               perhatiannya,                                                 
               juga pembelaannya bukan semata miliki Khadijah, Aisyah, dan   
               istri-istri beliau yang lain. Juga bukan teruntuk Fatimah dan anak-anak
               Rasulullah lainnya. 
               Ia senantiasa penuh kasih dan tulus terhadap semua yang       
               dijumpainya, ...  bahkan kepada musuhnya sekali pun.                            
               Ia juga mengajarkan para sahabat untuk berlomba beramal       
               shaleh, berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya.       
               
               Setiap hari ribut dengan tetangga. Kalau bukan sebelah kanan
               ya tetangga sebelah kiri. Seringkali masalahnya cuma soal sepele dan
               remeh temeh, tapi permusuhan bisa berlangsung berhari-hari,                
               kalau perlu ditambah sumpah tujuh turunan.                    
               Waktu demi waktu dihabiskan untuk menggunjingkan aib dan      
               kejelekan saudara sendiri.                                              
               Detik demi detik dada ini terus jengkel...                    
               setiap kali melihat keberhasilan orang dan berharap orang lain celaka                                                         
               atau mendapatkan bencana.                                     
             Sudah sedemikian pekatkah hati yang tertanam dalam dada ini?  
             Adakah pantas hati yang seperti ini bertemu dengan Allah dan  
             Rasulullah kelak?                                                        
                                                                           
             Wajah indah Allah dijanjikan akan diperlihatkan hanya ....    
             kepada orang-orang beriman yang masuk ke dalam surga Allah    
             kelak.                                                        
             Tentu saja mereka yang berkesempatan hanyalah para pemilik    
             wajah indah pula.                                                         
             Tak inginkah kita menjadi bagian kelompok yang dicintai Allah 
             itu? Lalu kenapa masih terus bermuka masam terhadap saudara        
             sendiri?                                                       
                                                                           
             Dengan adik tidak akur, kepada kakak tidak hormat.            
             Terhadap orang tua kurang ajar, sering membantah, sering      
             membuat kesal hati mereka,                                                  
             apalah lagi mendoakan mereka, mungkin tidak pernah.           
             Padahal mereka tak butuh apa pun ...                           
             selain sikap ramah penuh kasih dari anak-anak yang telah      
             mereka besarkan                                               
             ...                                                           
             dengan segenap cinta. Cinta yang berhias peluh, air mata, juga darah.               
             Orang-orang seperti kita ini, apa pantas berharap surga Allah?
                                                                           
                                                                            
             Dari ridha orang tua lah, ridha Allah diraih.                 
             Kaki mulia ibu lah yang disebut-sebut tempat kita merengkuh   
             surga. Bukankah Rasulullah yang tak beribu memerintahkan untuk       
             berbakti kepada ibu,  bahkan tiga kali beliau menyebut nama ibu sebelum
             kemudian nama Ayah?                                                    
             Bukankah seharusnya kita lebih bersyukur saat ......          
             masih bisa mendapati tangan lembut untuk dikecup,             
             kaki mulia tempat bersimpuh,                                  
             dan wajah teduh yang teramat hangat dan menyejukkan?          
             Karena begitu banyak orang-orang yang tak lagi mendapatkan    
             kesempatan itu.                                                          
             Ataukah harus menunggu Allah memanggil orang-orang
             Terkasih itu...                                                        
             hingga kita baru merasa benar-benar membutuhkan kehadiran     
             mereka?                                                       
             Jangan tunggu penyesalan. .....                               
                                                                           
             Bagaimanakah sikap kita ketika bersimpuh di pangkuan orang tua
             ....                                                           
             ketika iedul Fitri yang baru berlalu ....???                  
             Apakah hari itu....hanya hari biasa yang dibiarkan berlalu    
             tanpa makna.........???                                              
             Apakah siang harinya....kita sudah mengantuk....dan akhirnya   tertidur                                                      
             lelap...?                                                     
             Apakah kita merasa sulit tuk meneteskan air mata...???        
             atau bahkan kita menganggap cengeng......???                  
             sampai sekeras itukah hati kita....???                        
             Ya...Allah ....ya Rabb-ku......jangan Kau paling hati kami menjadi hati                                                  
             yg keras......,  sehingga meneteskan air matapun susah.......                  
             merasa bersih......merasa suci....  merasa tak bersalah......merasa tak butuh
             orang lain.....merasa modernis.....dan visionis.........                     
             Padahal dibalik cermin masa depan yang kami banggakan.....    
             terlukis bayang hampa tanpa makna.....dan kebahagiaan semu    
             penuh    ragu.....                                                     
                                                                           
             Astaghfirullaah ......Yaa Allah...ampunilah segenap khilaf    
             kami. Amin                              
»»  READ MORE...
Template by : kendhin x-template.blogspot.com