Minggu, 27 November 2011

Untuk menggugah hati untuk berorganisasi

terkadang sekali banyak para mahasiswa tidak kuat dalam berinteraksi ketika masuk di organisasi, itulah seni dalam berorganisasi. karena kita berkomunikasi dengan berbagai watak, prilaku, dari berbagai orang. mau tau rahasianya??


 Download disini
»»  READ MORE...

Senin, 21 November 2011

hal yang perlu direnungkan

dalam hidup kita sering sekali mengalami cobaan yang bertubi-tubi, terkadang orang selalu beranggapan bahwa tuhan tidak sayang terhadap kita. tapi anggapan itu salah, karena ketika seseorang mengaku beriman, maka tidak akan dibiarkan begitu saja melainkan akan diberikan cobaan untuknya. mau donwload artikel untuk bahan renungan kita, Klik disini
»»  READ MORE...

Sabtu, 19 November 2011

burung denga sebelah sayap

manusia tidaklah sempurna yang dikira, banyak orang menganggap bisa sukses dengan diri sendiri tanpa bantuan orang lain, tetapi anggapan itu salah. kalau diibaratkan, manusia tidak seperti burung yang terbang dengan kedua sayapnya, tetapi manusia yang mempunyai sebelah sayap, maka dari itu kalau mau sukses harus membutuhkan uluran tangan orang lain. download disini
»»  READ MORE...

contoh proposal wirausaha

terkadang banyak orang bingung mau bagaimana cara mendapatkan kredit dari bank untuk menambah moodal usahanya, dan tidak tau bagaimana cara membuat proposal pengajuan kredit dari bank. mau tau caranya, klik disini
»»  READ MORE...

laki-laki biasa dengan cinta yang luar biasa untuk keluarganya

sebuah cerita yang menggambarkan sesosok laki-laki yang terlahir dari kalangan keluarga biasa-biasa saja, dan mendapatkan seorang istri dengan serba kecukupan dalam bidang ekonomi. dan bagaimanakah ceritanya???
download disini

»»  READ MORE...

Selasa, 15 November 2011

Gelas-Gelas Kaca


Gelas-Gelas Kaca
Ya Allah… Di sudut keajaiban langit malam-Mu
Sebuah pengaduan aku sampaikan
Dalam jiwaku letih dengan sisa peluh masa lalu
Aku bosan melawan kesendirian
Seperti mungkin satu rasa yang sama
Sebagaimana adam sebelum hawa tercipta

Tiada terhitung Engkau hadirkan mereka
Sesuatu yang mengantarku ke puncak rasa
Sampai tak mampu aku membendung laju
Hingga mematahkan kuatnya kelelakianku

Mereka laksamana
Gelas-gelas kaca yang bening, bersih lagi suci
Yang memiliki kelembutan rasa kehalusan jiwa
Engkau Yang Maha Indah mencipta ia begitu indah
Bahkan Rosul-Mu menyebutnya
Seindah-indahnya perhiasan dunia

Yang kepadanya aku tak ingin
Seperti debu-debu nakal yang menodainya
Meski sekedar aku menyentuhnya,
Apalagi menjatuhkannya hingga remuk retak
Lalu hancur bernyawa tapi tanpa harga …

Ku hanya lelaki penuh naluri
Yang cenderung pada keindahan
Lekas terpesona keanggunan diluar batas nalar
Begitu haus tajam liarnya mata ini
Yang semestinya tunduk terikat iman
Dari menatap beningnya gelas-gelas kaca
Ampuni hamba …

Ya Allah …
Gelas-gelas kaca yang Engkau perlihatkan
Terlalu indah untukku …
Memaksaku memilih untuk tidak memilih
Atau biarlah nanti …
Seiring masa rasa ini kan menjemput asa
Dan kumiliki dua, tiga, empat atau cukup satu saja
Di antara gelas-gelas kaca yang Engkau cipta…
Ya Allah…
Aku berlindung kepadamu dari fitnah gelas-gelas kaca

Allahumma inni a'udzubika min fitnatinnisa
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah wanita
Allahumma inni as aluka mar'ata, mar'atus sholihah
Ya Allah, anugrahkan lah aku pasangan yang sholihah
»»  READ MORE...

Senin, 14 November 2011

lilin harapan

bacalah sebuat motivasi dan arti hidup, downlad disini
»»  READ MORE...

motivasi dalam kehidupan

motivasi hidup, klik disini
»»  READ MORE...

Apa Pantas Berharap Surga?


                              
                                                                           
             Sholat dhuha cuma dua rakaat, qiyamullail (tahajjud) juga     
             hanya dua rakaat, itu pun sambil terkantuk-kantuk.                              
             Sholat lima waktu?                                            
             Sudah jarang di masjid, milih ayatnya yang pendek-pendek      
             pula... Tanpa doa, dan segala macam puji untuk Allah,                 
Dilipatlah sajadah yang belum lama tergelar itu.Lupa pula dengan sholat rawatib sebelum maupun sesudah shalat wajib.Satu lagi, semua di atas itu belum termasuk catatan:..... "Kalau tidak terlambat" atau "Asal nggak bangun kesiangan".   
             Dengan sholat model begini, apa pantas mengaku ahli ibadah?   
                                                                           
             Padahal Rasulullah dan para sahabat senantiasa mengisi malam-malamnya....                                            
             dengan derai tangis memohon ampunan kepada Allah.             
             Tak jarang kaki-kaki mereka bengkak oleh karena terlalu lama  
             berdiridalam khusyuknya.                                              
             Kalimat-kalimat pujian dan pinta tersusun indah seraya berharap ....                                                 
             Allah Yang Maha Mendengar mau mendengarkan keluh mereka.      
             Ketika adzan berkumandang, segera para sahabat meninggalkan   
semua aktivitas ....menuju sumber panggilan, ....  kemudian waktu demi waktu mereka habiskan untuk bersimpuh....   di atas sajadah-sajadah penuh tetesan air mata.               
                                                                            
            Baca Qur'an sesempatnya, tanpa memahami arti dan maknanya,    
            apalagi meresapi hikmah yang terkandung di dalamnya.          
            Ayat-ayat yang mengalir dari lidah ini tak sedikit pun
            Membuat dada ini bergetar,  padahal tanda-tanda orang beriman itu adalah .....            
           ketika dibacakan ayat-ayat Allah maka tergetarlah hatinya.    
           Hanya satu dua lembar ayat yang sempat dibaca sehari, itu pun 
           tidak rutin. Kadang lupa, kadang sibuk, kadang malas.                      
          Yang begini ngaku beriman?                                    
                                                                            
          Tidak sedikit dari sahabat Rasulullah yang menahan nafas      
          mereka ... untuk meredam getar yang menderu saat membaca ayat-ayat
          Allah.
          Sesekali mereka terhenti, ......tak melanjutkan bacaannya  
          ketika mencoba menggali makna terdalam .... dari sebaris kalimat Allah
          yang baru saja dibacanya. Tak jarang mereka hiasi mushaf di tangan mereka     
         dengan tetes air mata. Setiap tetes yang akan menjadi saksi di hadapan Allah        
         bahwa mereka jatuh karena lidah-lidah indah yang melafazkan ayat-ayat                                                     
         Allah ...  dengan pemahaman dan pengamalan tertinggi.                    
                                                                            
        Bersedekah jarang, begitu juga infak.                         
        Kalau pun ada, itu pun dipilih mata uang terkecil yang ada di dompet.                                                       
        Syukur-syukur kalau ada receh. Berbuat baik terhadap sesama juga jarang,                     
        paling-paling kalau sedang ada kegiatan bakti sosial, yah hitung-hitung                                                 
        ikut meramaikan.

Sudahlah jarang beramal, amal yang paling mudah pun masih pelit, senyum.                                          
Apa sih susahnya senyum?                                      
Kalau sudah seperti ini, apa pantas berharap Kebaikan dan Kasih Allah?                                                   
                                                                           
               Rasulullah adalah manusia yang paling dirindui,               
               senyum indahnya, tutur lembutnya, belai kasih dan              
               perhatiannya,                                                 
               juga pembelaannya bukan semata miliki Khadijah, Aisyah, dan   
               istri-istri beliau yang lain. Juga bukan teruntuk Fatimah dan anak-anak
               Rasulullah lainnya. 
               Ia senantiasa penuh kasih dan tulus terhadap semua yang       
               dijumpainya, ...  bahkan kepada musuhnya sekali pun.                            
               Ia juga mengajarkan para sahabat untuk berlomba beramal       
               shaleh, berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya.       
               
               Setiap hari ribut dengan tetangga. Kalau bukan sebelah kanan
               ya tetangga sebelah kiri. Seringkali masalahnya cuma soal sepele dan
               remeh temeh, tapi permusuhan bisa berlangsung berhari-hari,                
               kalau perlu ditambah sumpah tujuh turunan.                    
               Waktu demi waktu dihabiskan untuk menggunjingkan aib dan      
               kejelekan saudara sendiri.                                              
               Detik demi detik dada ini terus jengkel...                    
               setiap kali melihat keberhasilan orang dan berharap orang lain celaka                                                         
               atau mendapatkan bencana.                                     
             Sudah sedemikian pekatkah hati yang tertanam dalam dada ini?  
             Adakah pantas hati yang seperti ini bertemu dengan Allah dan  
             Rasulullah kelak?                                                        
                                                                           
             Wajah indah Allah dijanjikan akan diperlihatkan hanya ....    
             kepada orang-orang beriman yang masuk ke dalam surga Allah    
             kelak.                                                        
             Tentu saja mereka yang berkesempatan hanyalah para pemilik    
             wajah indah pula.                                                         
             Tak inginkah kita menjadi bagian kelompok yang dicintai Allah 
             itu? Lalu kenapa masih terus bermuka masam terhadap saudara        
             sendiri?                                                       
                                                                           
             Dengan adik tidak akur, kepada kakak tidak hormat.            
             Terhadap orang tua kurang ajar, sering membantah, sering      
             membuat kesal hati mereka,                                                  
             apalah lagi mendoakan mereka, mungkin tidak pernah.           
             Padahal mereka tak butuh apa pun ...                           
             selain sikap ramah penuh kasih dari anak-anak yang telah      
             mereka besarkan                                               
             ...                                                           
             dengan segenap cinta. Cinta yang berhias peluh, air mata, juga darah.               
             Orang-orang seperti kita ini, apa pantas berharap surga Allah?
                                                                           
                                                                            
             Dari ridha orang tua lah, ridha Allah diraih.                 
             Kaki mulia ibu lah yang disebut-sebut tempat kita merengkuh   
             surga. Bukankah Rasulullah yang tak beribu memerintahkan untuk       
             berbakti kepada ibu,  bahkan tiga kali beliau menyebut nama ibu sebelum
             kemudian nama Ayah?                                                    
             Bukankah seharusnya kita lebih bersyukur saat ......          
             masih bisa mendapati tangan lembut untuk dikecup,             
             kaki mulia tempat bersimpuh,                                  
             dan wajah teduh yang teramat hangat dan menyejukkan?          
             Karena begitu banyak orang-orang yang tak lagi mendapatkan    
             kesempatan itu.                                                          
             Ataukah harus menunggu Allah memanggil orang-orang
             Terkasih itu...                                                        
             hingga kita baru merasa benar-benar membutuhkan kehadiran     
             mereka?                                                       
             Jangan tunggu penyesalan. .....                               
                                                                           
             Bagaimanakah sikap kita ketika bersimpuh di pangkuan orang tua
             ....                                                           
             ketika iedul Fitri yang baru berlalu ....???                  
             Apakah hari itu....hanya hari biasa yang dibiarkan berlalu    
             tanpa makna.........???                                              
             Apakah siang harinya....kita sudah mengantuk....dan akhirnya   tertidur                                                      
             lelap...?                                                     
             Apakah kita merasa sulit tuk meneteskan air mata...???        
             atau bahkan kita menganggap cengeng......???                  
             sampai sekeras itukah hati kita....???                        
             Ya...Allah ....ya Rabb-ku......jangan Kau paling hati kami menjadi hati                                                  
             yg keras......,  sehingga meneteskan air matapun susah.......                  
             merasa bersih......merasa suci....  merasa tak bersalah......merasa tak butuh
             orang lain.....merasa modernis.....dan visionis.........                     
             Padahal dibalik cermin masa depan yang kami banggakan.....    
             terlukis bayang hampa tanpa makna.....dan kebahagiaan semu    
             penuh    ragu.....                                                     
                                                                           
             Astaghfirullaah ......Yaa Allah...ampunilah segenap khilaf    
             kami. Amin                              
»»  READ MORE...

Jumat, 11 November 2011

pendidkan zaman sekarang.

"Didiklah dan persiapkanlah generasi penerusmu untuk suatu zaman yang bukan zamanmu, karena mereka akan hidup pada suau zaman yang bukan lagi zamanmu" (Khalifah Ali Bin Abi Thalib).

PESAN singkat di atas dalam dunia "pendidikan Islam" sangat populer. Pesan Khalifah Ali itu kemudian dalam dunia "pendidikan kontemporer" sering dianalogkan dengan pernyataan pakar masa depan Alvin Toffler, bahwa "pendidikan harus mengacu pada perubahan masa depan". Kini, pertanyaannya: Apa keterkaitan pesan Khalifah Ali dan pernyataan Toffler itu dengan judul tulisan ini, khususnya dalam membermaknakan ujian nasional (unas)?

Sungguh tidak mudah dan tidak serta merta terjawab. Apalagi di tengah-tengah kenyataan adanya reduksi pemaknaan, pendidikan diartikan sesuatu yang identik dengan persekolahan, dan sekolah pun kemudian direduksi lagi menjadi potongan-potongan makna dalam berbagai bentuk seperti kurikulum dan ujian nasional (unas), sehingga penghargaan masyarakat terhadap pendidikan terus menyempit dan lebih bersifat atributif.

Ditambah dengan kenyataan menunjukkan bahwa saat ini masyarakat tengah dilanda "krisis kepercayaan" terhadap berbagai kebijakan pendidikan. Sampai-sampai unas yang sebenarnya merupakan bagian tak terpisahkan dari keseluruhan isi, jiwa, dan semangat pelaksanaan Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 (terutama pasal 35 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 57, 58, dan 59 tentang Evaluasi, pasal 60 tentang Akreditasi, dan pasal 61 tentang Sertifikasi), dinilai sebagai kebijakan yang kontroversial.

Maka tidaklah mengherankan, tetapi sekaligus menyedihkan, kalau tidak hendak dibilang "konyol", jika kemudian perdebatan seputar "pro dan kontra" unas, baik di kalangan pakar maupun pengamat pendidikan terus berlanjut dan semakin menjadi-jadi. Bahkan, undang-undang maupun peraturan peme¬rintah yang terkait dengan unas digugat lewat Mahkamah Agung (MA). Dengan dalih dan atas nama "korban unas", gugatan itu dikabulkan oleh MA. Tetapi, unas pun terus berlanjut.

Sesungguhnya pula, dari sudut pandang keseluruhan makna maupun kepentingan pendidikan, khususnya untuk perstandaran pendidikan nasional dalam berbagai jenis dan jenjang, unas itu perlu dan penting. Langsung maupun tidak langsung, unas itu secara keseluruhan hasilnya akan menggambarkan kualitas pendidikan nasional. Nilai rata-rata untuk suatu mata pelajaran yang diujikan secara nasional pada hakikatnya merupakan salah satu model tolok ukur capaian sekolah (SD, SMP, SMA, dan sederajat) dalam apa yang sering disebut sebagai the basics (3R's: reading, writing, and arithmatic).

Artinya, merupakan modal dasar untuk pengembangan potensi akademik peserta didik dalam memasuki jenjang-jenjang pendidikan selanjutnya. Karena itu, unas harus pula dilakukan dengan segala kejujuran, baik oleh sekolah maupun pemerintah. Apa pun hasilnya harus diterima apa adanya. Karena, bak kata pepatah lama: "Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya." Dengan demikian, unas itu secara tidak langsung juga menguji tingkat kejujuran bangsa ini dalam berbagai aspeknya.

Menyadari bahwa pendidikan akan selalu terkait dengan perjalanan dan kelangsungan hidup ge¬nerasi ke generasi, diperlukan upaya terus-menerus untuk memenuhi kualitas penidikannya. Dalam hal ini membermaknakan unas berarti menempatkannya secara utuh proses pelaksanaan pendidikan nasional. Bukan sebagai percikan-percikan makna pendidikan dalam bentuk unas.

Menyadari pula bahwa sekarang ini unas telah menjadi "bias". Padahal, kalau kebijakan otonomi dan desentralisasi pendidikan terus diperkuat pelaksanaannya, secara berangsur-angsur pergeseran peran dari peme¬rintah pusat ke pemerintah daerah dan dari pemerintah ke nonpemerintah akan menyatu ke dalam keseluruhan spektrum pengelolaan sistem pendidikan nasional. Hal ini tersurat dan tersirat dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003. Ini berarti unas nanti tidak diperlukan lagi. Dan, mandat diberikan sepenuhnya kepada sekolah masing-masing. Bahkan, bagi sekolah yang sudah terakreditasi, seharusnya tepercaya pula sebagai lembaga pendidikan yang mandiri.

Kehadiran dewan pendidikan dan komite sekolah adalah kekuatan yang seharusnya mendukung proses perwujudan otonomi dan desentralisasi pendidikan dasar, baik di tingkat kabupaten/kota maupun sekolah. Begitu pula penerapan manajemen berbasis sekolah menjadi semakin bermakna. Inilah yang sesungguhnya perlu memperoleh perhatian dari semua pihak dalam mengkritisi perjalanan menuju tercapainya proses pelaksanaan otonomi dan desentralisasi pendidikan dasar secara nasional. Lebih-lebih dengan luasnya wilayah yang harus dijangkau, diperlukan kebijakan yang luwes dan luas. Bukan kebijakan yang mengarah pada penyeragaman. Tetapi, kebijakan yang mengarah pada keadilan dan pengakuan maupun penghargaan terhadap kemajemukan.

Sebagaimana sejarah pendidikan di Indonesia, baik sebelum maupun sesudah merdeka, pendidikan tumbuh dan berkembang di atas kemajemukan masyarakatnya. Lembaga-lembaga pendidikan yang bercorak keagamaan (terutama Islam, Kristen, dan Katolik) telah hadir dan menjadi bagian tak terpisahkan dari pergerakan menuju Indonesia merdeka. Bahkan, masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, boleh dikatakan berbagai jenis dan jenjang pendidikan yang bercorak keislaman, merupakan bagian dari bangunan dakwahnya.

Maka, tidaklah berlebihan dan tidak pula mengada-ada jika pendidikan Islam sesudah Indonesia merdeka semakin menyatu, bahkan menjadi modal terbentuknya sistem pendidikan nasional. Karena itu pula, apa yang tersurat dan tersirat dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 maupun berbagai kebijakan yang menyertainya harus mengakomodasi keberadaan dan peran pendidikan Islam dalam proses mencerdaskan bangsa. Ini berarti bahwa ke depan pemaknaan pendidikan dan kebijakan politik pendidikan nasional mestilah bertumpu pada kemajemukan itu. Dan, berkembangnya wacana pendidikan multikultural adalah niscaya.

Bertolak dari kenyataan sejarah pendidikan itu, maka dalam membermaknakan unas, dari sudut pandang kependidikan maupun sosial dan politik perlu dijadikan acuan menuju ke arah tercapainya standar nasional pendidikan, baik isi, proses kompetensi lulusan, dan lainnya maupun evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Dengan demikian, kebijakan unas tidaklah berdiri sendiri, melainkan harus menyatu dengan serangkaian kegiatan maupun jenis dan jenjang pelembagaannya (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA maupun yang sederajat)
»»  READ MORE...

Kumpulan Kata Bijak Motivasi

Contoh yang baik adalah nasehat terbaik. ~ Fuller
Jika kita melayani, maka hidup akan lebih berarti. ~ John Gardne
Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun. ~ Bung Karno
Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari; dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri. ~ Mary McCarthy
Apa yang nampak sebagai suatu kemurahan hati, sering sebenarnya tiada lain daripada ambisi yang terselubung, yang mengabaikan kepentingan-kepentingan kecil untuk mengejar kepentingan- kepentingan yang lebih besar. ~ La Roucefoucauld
Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu. ~ Benjamin Franklin
Hati yang penuh syukur, bukan saja merupakan kebajikan yang terbesar, melainkan merupakan pula induk segala kebajikan yang lain. ~ Cicero
Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu cara yang berbeda. ~ Dale Carnegie
Istilah tidak ada waktu, jarang sekali merupakan alasan yang jujur, karena pada dasarnya kita semuanya memiliki waktu 24 jam yang sama setiap harinya. Yang perlu ditingkatkan ialah membagi waktu dengan lebih cermat. ~ George Downing
Ancaman nyata sebenarnya bukan pada saat komputer mulai bisa berpikir seperti manusia, tetapi ketika manusia mulai berpikir seperti komputer. ~ Sydney Harris
Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu. ~ William Feather
Dalam masalah hati nurani, pikiran pertamalah yang terbaik. Dalam masalah kebijaksanaan, pemikiran terakhirlah yang paling baik. ~ Robert Hall
Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri. ~ Martin Vanbee
Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi. ~ Ernest Newman
Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak. ~ Aldus Huxley
Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai. ~ Schopenhauer
Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh. ~ Andrew Jackson
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik. ~ Evelyn Underhill
Perbuatan-perbuatan salah adalah biasa bagi manusia, tetapi perbuatan pura-pura itulah sebenarnya yang menimbulkan permusuhan dan pengkhianatan. ~ Johan Wolfgang Goethe
Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian. Tetapi, jika orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan. ~ Sir Francis Bacon
Karena manusia cinta akan dirinya, tersembunyilah baginya aib dirinya; tidak kelihatan olehnya walaupun nyata. Kecil di pandangnya walaupun bagaimana besarnya. ~ Jalinus At Thabib
Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya dipukul ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak dan gelombang itu. ~ Marcus Aurelius
Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada di atas kepala kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala orang lain. ~ Thomas Hardy
Kaca, porselen dan nama baik, adalah sesuatu yang gampang sekali pecah, dan tak akan dapat direkatkan kembali tanpa meninggalkan bekas yang nampak. ~ Benjamin Franklin
Keramah-tamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan, keramahtamahan dalam pemikiran menciptakan kedamaian, keramahtamahan dalam memberi menciptakan kasih. ~ Lao Tse
Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan; tetapi kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk aslinya. ~ Joseph Addison
Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-perbuatan baiknya dan kasihnya yang tidak diketahui orang lain. ~ William Wordsworth
Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah. ~ Kahlil Gibran
Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya. ~ Alexander Pope
Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda. ~ Heather Pryor
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. ~ Thomas Alva Edison
Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan; dan saya percaya pada diri saya sendiri. ~ Muhammad Ali
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh. ~ Confusius
Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum. ~ Mahatma Gandhi
Dia yang menciptakan mata nyamuk adalah Dzat yang menciptakan matahari. ~ Bediuzzaman Said Nursi
Penderitaan jiwa mengarahkan keburukan. Putus asa adalah sumber kesesatan; dan kegelapan hati, pangkal penderitaan jiwa. ~ Bediuzzaman Said Nursi
Kebersamaan dalam suatu masyarakat menghasilkan ketenangan dalam segala kegiatan masyarakat itu, sedangkan saling bermusuhan menyebabkan seluruh kegiatan itu mandeg. ~ Bediuzzaman Said Nursi
Menghidupkan kembali agama berarti menghidupkan suatu bangsa. Hidupnya agama berarti cahaya kehidupan. ~ Bediuzzaman Said Nursi
Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik. Dan seseorang yang memiliki pikiran yang baik mendapatkan kenikmatan dari hidup. ~ Bediuzzaman Said Nursi
Pengetahuan tidaklah cukup, maka kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup, maka kita harus melakukannya. ~ Johann Wolfgang von Goethe
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. ~ Johann Wolfgang von Goethe
Kearifan ditemukan hanya dalam kebenaran. ~ Johann Wolfgang von Goethe
Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang. ~ Einstein
Perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan. Hal itu hanya dapat diraih dengan pengertian. ~ Einstein
Agama sejati adalah hidup yang sesungguhnya – hidup dengan seluruh jiwa seseorang, dengan seluruh kebaikan dan kebajikan seseorang. ~ Einstein
Dua hal yang membangkitkan ketakjuban saya : langit bertaburkan bintang di atas dan alam semesta yang penuh hikmah di dalamnya. ~ Einstein
Apa yang saya saksikan di Alam adalah sebuah tatanan agung yang tidak dapat kita pahami dengan sangat tidak menyeluruh, dan hal itu sudah semestinya menjadikan seseorang yang senantiasa berpikir dilingkupi perasaan rendah hati. ~ Einstein
Sungguh sedikit mereka yang melihat dengan mata mereka sendiri dan merasakan dengan hati mereka sendiri. ~ Einstein
Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna. ~ Einstein
**Dari berbagai sumber
»»  READ MORE...

puisi kesetiaan

Buang jauh keraguanmu.
Jangan pernah berpikir aku akan berpaling
Karna itu akan membuatmu resah..
Tuanglah anggur putih ketulusan,
Sebagai jamuan penghormatan suci.
Dialtar pengabdian cinta sejati,
meski getir menantimu..
bukankah kita tau..
tak ada keutamaan dalam bercinta,
selain derita yang mesti dimengerti
dan demi kesetiaan…,
ku persembahkan hatiku untukmu
meski Tanya menggelitik hati ini,
salahkah aku jika pergi ‘tuk memiliki…???
»»  READ MORE...

Sekripsik TK (Universitas Terbuka)

Sekripsik TK (Universitas Terbuka), Download disini
»»  READ MORE...

sekripsi PAUD (Universitas Terbuka)

sekripsi PAUD (Universitas Terbuka), download disini
»»  READ MORE...

proposal TK

proposal TK, download sidini
»»  READ MORE...

proposal sekripsi AMIK

proposal sekripsi AMIK, Klik disini
»»  READ MORE...

Pemeriksaan Akuntansi “Perancangan Program Penguji Subtanif terhadap Berbagai Unsur Neraca (Investasi, Aktiva tetap, Aktiva Tidak Berwujud)”

makalah pemeriksaan akuntansi, klik disini
»»  READ MORE...

“Perancangan Program Penguji Subtanif terhadap Berbagai Unsur Neraca (Kas, Piutang dan Persediaan)”

makalah pendidikan ekonomi, klik disini
»»  READ MORE...

laporan bulanan Taman Kanak-Kanak

laporan bulanan TK, klik disini
»»  READ MORE...

Selasa, 08 November 2011

Kriteria Generasi Muda Islam

Kriteria Generasi Muda Islam


Rasulullah s.a.w. bersabda:


“Tidak bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia dipertanyakan tentang 4 perkara; tentang usianya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa dipergunakan, tentang hartanya dari mana didapat dan untuk apa dinafkahkan, dan tentang ilmunya untuk apa diamalkan.” 

[Riwayat al-Baihaqi dan selainnya dari Mu'adz bin Jabal radhiallahu Anhu]


Begitulah keadaan setiap anak Adam di hari akhirat kelak. Tidak akan ada seorang pun yang akan mempunyai kuasa bahkan ke atas dirinya sendiri. Setiap anak Adam hanya menunggu dan menanti keputusan Allah s.w.t. Pemilik Hari Pengakhiran. 

Namun antara satu aspek penting yang dapat kita pelajari dari hadis di atas adalah penekanan yang Rasulullah s.a.w. berikan pada usia setiap anak Adam. Rasulullah s.a.w. mengulang kembali isi tentang usia dengan merincikan ia kepada masa muda bagi anak Adam, untuk apa ia dipergunakan. Tidak dapat tidak, amat perlu untuk kita menilai kembali kepentingan dan signifikasi masa muda setiap anak Adam selain dari sekadar usianya kesuluruhan.

Sepanjang sejarah manusia, sememangnya pemuda tidak dapat diasingkan dari kejadian yang menakjubkan dan yang memberi kesan kepada ketamadunan kita. Merungkai kembali peranan pemuda dalam sirah islam, kita menemukan banyak sekali catatan yang termaktub tentang mereka. Ciri-ciri mereka dalam sejarah diceritakan dalam Al-Quran yang tiada keraguan dalamnya.

1- Keyakinan dan keberanian yang mantap

Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir’aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. dan Sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas. (Surah Yunus :83)

Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita Ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula untuk mereka petunjuk.( Surah al-Kahfi : 13 )

Maka sememangnya pemudalah yang mempunyai keyakinan dan keberanian yang tinggi. Kendatipun mereka menyedari bahawa fir’aun akan menyiksa mereka, namun mereka tetap beriman dengan kebenaran yang dibawa oleh Nabi Musa a.s. Begitu juga kisah pemuda penghuni gua yang melarikan diri demi berpegang teguh dengan akidah yang benar.

Dalam sejarah dunia secara umumnya sekalipun, kita dapat memerhatikan bahawa sifat ini adalah fitrah mereka. Revolusi dan perubahan yang berlaku dalam kancah pemikiran dan konflik ketamadunan dunia baik barat mahupun timur seringkali dihiasi dengan pemuda dan merekalah yang menjadi tonggak dalam satu-satu perjuangan.

Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala Ini yang bernama Ibrahim “.(Surah Al-Anbiya’ : 60 )

Begitulah pula seperti yang ditunjukkan Nabi Ibrahim a.s. yang mempunyai keimanan yang teguh bahawa tuhan tidak mungkin dari berhala yang tidak mampu berbuat apa-apa, lantas ia mencela kebatilan di hadapan masyarakatnya. Dalam apa jua keadaan, keimanan dan keyakinan ini diterjemahkan dengan jelas dalam perbuatan mereka, dan pemuda tidak sekali-kali layak untuk menjadi bacul dalam menghadapi kebatilan.

2- Memiliki kesabaran dan ketaatan yang benar

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (Surah As-Shaffat : 102)

Nabi Ismail a.s. mengajar kepada para pemuda yang benar agar bersabar dan taat pada kebenaran. Ia tidak langsung ragu pada perintah yang diterima oleh ayahnya, Nabi Ibrahim a.s. sekalipun isu yang dibawa terkait dengan nyawanya sendiri. 

Di sini perlu kita jelas dengan garis pemisah yang ditunjukkan dalam kisah Nabi Ismail ini bahawa kesabaran dan ketaatan yang dicurahkan adalah demi yang diperintahkan oleh Allah yang Maha Benar. Kesabaran dan ketaatan itu tidak diberikan kepada yang mengingkari al-Khaliq, seperti dalam sebuah hadith riwayat Imam Bukhari,

Dari Ali,
Rasulullah s.a.w. menghantar satu pasukan tentera dan melantik di antara mereka seorang ketua. Lelaki yang menjadi ketua itu membuat unggun api dan kemudiannya berkata kepada pengikutnya, “Masuklah ke dalamnya(api).”. Sebahagian dari mereka ingin masuk kerana taat, sedangkan yang lain berkata, “Kami telah lari darinya(kami masuk ke dalam islam untuk menjauhi dari api neraka .” Setelah pulang, mereka menceritakan hal itu kepada Rasulullah s.a.w. dan tentang adanya mereka yang ingin terjun ke dalam api itu, lantas Rasulullah s.a.w. bersabda, “Jika mereka masuk ke dalamnya(api), maka mereka akan kekal di dalamnya sehingga Hari Kiamat.” Kemudian baginda menyambung, “Tiada ketaatan dalam kemungkaran, ketaatan hanya pada yang baik.” (Hadith 363, Bab 91, Jilid 9).

Dalam tekanan yang diterima oleh pemuda islam sekarang yang berlaku secara halus dalam mereka berusaha untuk beramal dengan islam yang benar, hendaklah terus menerus kita bersabar dan taat pada perintah Allah s.w.t. sepertimana yang dipaparkan oleh Nabi Ismail a.s. Bukan ruang untuk kita mengambil jalan berputus asa kerana pemuda-pemudi muslim yang sebenar tidak pernah diajar jalan kelemahan dan putus harapan. Tidak sekali-kali !.

3- Taqwa, berakhlaq mulia dan adil
  
Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku Telah memperlakukan Aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.( Surah Yusuf : 23)

Ini merupakan sebuah lagi kisah yang digambarkan oleh al-Quran tentang sifat pemuda yang dipercayai dan dimuliakan oleh Allah s.w.t. Pertamanya sifat taqwa yang tinggi dan sempurna kerana kemampuan pemuda dengan jiwa kuat dan sedar. Pemuda yang dimuliakan oleh Allah adalah yang bertaqwa dan mempunyai akhlaq yang mulia. 

Inilah sifat-sifat asasi pemuda yang bermakna kepada sejarah manusia. Tindakan mereka adalah untuk keredhaan Allah s.w.t.dan mereka berlaku adil dalam setiap perkara. Inilah juga merupakan manifestasi kepada keimanan dan keberanian yang tinggi. Jika dinilai dari godaan yang diuji ke atas Nabi Yusuf, a.s., pastinya amat sedikit dan barangkali tiada seorang pun yang akan tegar menolak godaan dan pujukan wanita tersebut. Namun begitulah Allah mahu mendidik generasi pemuda yang mendatang melalui contoh tauladan yang baik dari kisah pemuda terdahulu.

Generasi pemuda di zaman Nabi Muhammad s.a.w.

Sekiranya para pemuda sekalian masih mampu berdalih dengan sifat yang dipaparkan oleh golongan anbiya’, maka lihatlah kembali pada generasi para sahabat yang berjuang bersama Nabi s.a.w. dan mereka merupakan entiti yang bernilai tinggi dalam sejarah manusia. Mereka ini bukanlah para nabi atau rasul, mereka hanyalah manusia biasa, namun mereka tetap mampu untuk berdiri teguh pada kebenaran. 

Jelasnya mereka sekali lagi memaparkan ciri-ciri pemuda yang sebenar. Inilah kriteria yang menjadikan pemuda-pemudi sekalian bernilai dan dikira sebagai satu entiti dalam jasad ummah.

Bukanlah angan-angan, ya syabab ! Ini adalah realiti.

Bahkan Ibn Abbas berpendapat bahawa rasul-rasul dan orang-orang yang dikurniai ilmu adalah dari kalangan pemuda. Dan ini adalah pendapat yang disokong bukti dari al-Quran, as-sunnah dan dari sejarah umat ini sendiri. 

»»  READ MORE...
Template by : kendhin x-template.blogspot.com